Kemarin. . .

Pagi tadi sekitar pukul 9.30-an saya berangkat ke kantor diantar Pak Radhen dikarenaken motor hendak diserpis. Lewat bangjo kaligarang ke arah Kelud Raya. Tepat di sebelah saya ada mas-mas jalan jual koran seribuan itu dipanggil oleh seseorang yang mengemudi di belakang saya. Terdengar percapakap seseorang itu tidak hendak membeli koran, dia malah bilang “loro opo telu?” menawari mas-mas penjual koran. Sambil menghampiri seseorang di belakang saya, lalu mas-mas penjual koran kembali ke arah tiang lampu lalu lintas dengan membawa empat bungkusan dan menaruhnya di atas tumpukan koran yang nampaknya belum laku, dua bungkusan besar (mungkin itu nasi) dan dua bungkusan kecil (mungkin itu lauknya).

Lampu hijau sudah menyala, saya harus melanjutkan perjalanan ke kantor, dan ternyata seseorang di belakang saya tadi juga pergi ke arah yang sama dengan saya. Seorang mas-mas kantoran yang mungkin belum genap 30 tahun usianya. Mengendarai kawasaki hijau dan menaruh sekantung plastik besar berisi bungkusan nasi dan lauk di bagian depan badannya. Sepertinya beliau hendak berangkat kerja, rapi dengan setelan jas, tas kantor yang muat untuk menaruh komputer jinjing di dalamnya diselempangkan di belakang punggungnya. Saya lihat lagi beliau memberhentikan seorang bapak tua (maaf:pemulung) di depan bengkel dekat jalan masuk ke Tampomas (sebelum kantor PDAM), beliau kembali mengeluarkan bungkusan nasi+lauk untuk bapak tua itu. Saya sampai kantor dan beliau melanjutkan perjalanan …

Masih… .

masih banyak yang demikian, tanpa berpikir, tanpa alasan, tanpa memilih untuk memberi. Kembali ke kemampuan kita masing-masing 🙂

11 Juni 2013

Leave a comment